The Islamic Development Bank in Saudi Arabia is inviting needy Muslim Students already in Government run universities to apply for scholarship. It is in the form of an interest-free loan to the students who will be expected to refund after completing their studies.
Mode of application is online at
https://www.isdb.org/scholarships
Deadline is 28th February 2020.
Kindly forward to all potential beneficiaries.
Wednesday, February 26, 2020
Tuesday, February 25, 2020
Saturday, February 22, 2020
Bismillahirrahmannirahim
*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.*
*_
🌿
Bismillahirrahmannirahim_
*
*Alhamdu lillaahil ladzii ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur.*
Segenap puji bagi Allah yang telah menghidupkan dan setelah mematikan kami dan kepadaNyalah tempat kembali.
_*Ya Allah...*_
_Terima kasih atas segala nikmat *dan karuniaMu di pagi ini...*_
_Jadikanlah setiap langkah kami *selalu dalam kebaikan...*_
_Mudahkanlah urusan *kami hari ini...*_
_Bukakanlah pintu rezeki *untuk kami semua...*_
_Dan jadikan sisa umur kami *penuh dengan keberkahan...*_
_Lindungilah kami, orang tua kami, saudara2 kami dan *keluarga besar kami* , anak cucu kami serta sahabat2 kami dengan kasih sayangMu... *Sesungguhnya hidup dan mati kami hanya karenaMu*_
*_Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin_*
#share from Pak Pandji 23 Februari 2020#
*_
🌿
Bismillahirrahmannirahim_
*
*Alhamdu lillaahil ladzii ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur.*
Segenap puji bagi Allah yang telah menghidupkan dan setelah mematikan kami dan kepadaNyalah tempat kembali.
_*Ya Allah...*_
_Terima kasih atas segala nikmat *dan karuniaMu di pagi ini...*_
_Jadikanlah setiap langkah kami *selalu dalam kebaikan...*_
_Mudahkanlah urusan *kami hari ini...*_
_Bukakanlah pintu rezeki *untuk kami semua...*_
_Dan jadikan sisa umur kami *penuh dengan keberkahan...*_
_Lindungilah kami, orang tua kami, saudara2 kami dan *keluarga besar kami* , anak cucu kami serta sahabat2 kami dengan kasih sayangMu... *Sesungguhnya hidup dan mati kami hanya karenaMu*_
*_Aamiin Yaa Rabbal'alaamiin_*
#share from Pak Pandji 23 Februari 2020#
Wanita sangat istimewa kedudukannya dalam Islam
Ketika kecil ia menjadi penghalang neraka bagi orang tuanya
Ketika dewasa ia menjadi penyempurna setengah agama suaminya
Ketika tua surga di bawah kakinya
Ketika kecil anak perempuan akan menjadi penghalang neraka bagi orang tuanya
Bahkan bisa menjadi tetangga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga. Untuk bisa bertetangga dengan beliau disurga tidaklah mudah. Bertetangga di surga tentu berarti masuk surga yang tertinggi dan derajat tertinggi dengan beliau di surga. Diperlukan amalan yang banyak dan ikhlas, sebagaimana contoh kisah sahabat yang ingin bertetangga dengan beliau di surga, tetapi beliau berkata agar sahabat memperbanyak amalannya, yaitu memperbanyak sujud (shalat).
Dari Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslami radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِى « سَلْ ». فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِى الْجَنَّةِ. قَالَ « أَوَغَيْرَ ذَلِكَ ». قُلْتُ هُوَ ذَاكَ. قَالَ « فَأَعِنِّى عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
“Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku mendatangi beliau dengan membawakan air wudhu dan memenuhi hajat beliau. Lantas beliau bersabda, “Mintalah.” Aku berkata, “Aku meminta padamu supaya dapat dekat denganmu di surga (kelak).” Beliau berkata, “Atau ada selain itu?” Aku menjawab, “Itu saja yang aku minta.” Beliau bersabda, “Tolonglah aku dengan engkau memperbanyak sujud.”[1]
Bagi yang sudah dikaruniai dua anak wanita, berbahagialah, karena bisa jadi penghalang api neraka dan bisa menjadi tetangga/dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga tertinggi
Beberapa ulama menjelaskan karena:
1. Mendidik agama anak wanita lebih sulit
Maksudnya adalah mendidik ilmu agama dan keteguhan hati. Bukan maksudnya mendidik ilmu dunia karena kita dapati banyak wanita yang lebih pintar dari laki-laki dalam berbagai disiplin ilmu.
2. Wanita memang lebih mudah tergoda/silau dengan dunia
3. Wanita tidak stabil secara emosi dan memang/”bengkok” dalam hadits
4. Sebagian orang merasa anak laki-laki lebih mudah diandalkan dan lebih banyak keuntungannya
Karenanya jika mendidik anak wanita dengan baik, agama, akhlak dan ilmunya serta kehormatannya sampai ia menyerahkan tanggung jawab kepada suaminya, maka balasannya sangat besar sekali sebagaimana dalam hadits berikut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau).”[2]
dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata,
جَاءَتْنِى مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمَرَاتٍ فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِى كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِى شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِى صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ
“Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka”.[3]
Ketika dewasa ia menjadi penyempurna setengah agama suaminya
Sebagaimana Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.”[4]
Maksud menyempurnakan agama adalah telah lebih terlindungi dari fitnah ujian syahwat dan zina, karena ia sudah menyalurkannya kepada yang halal, seorang wanita yang ia cintai yaitu istrinya.
Al-Qurthubi menjelaskan maksud hadits,
“Siapa yang menikah berarti telah menyempurnakan setengah agamanya. Karena itu bertaqwalah kepada Allah untuk setengah yang kedua.” Makna hadis ini bahwa nikah akan melindungi orang dari zina. Sementara menjaga kehormatan dari zina termasuk salah satu yang mendapat jaminan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan surga. Beliau mengatakan, ‘Siapa yang dilindungi Allah dari dua bahaya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, yaitu dilindungi dari dampak buruk mulutnya dan kemaluannnya.’[5]
Ketika tua surga di bawah kakinya
Ibu sangat dimuliakan dalam Islam, didahulukan tiga kali daripada bapak. Karena Ibu dengan pengorbanan dan kasih sayangnya tidak akan pernah bisa tergantikan. Seorang ibu mampu merawat sepuluh anak, akan tetapi sepuluh anak belum tentu mampu merawat seorang ibu. Karenanya berbakti kepada orang tua khususnya merupakan pintu surga terbaik. Bahkan surga di bawah telapak kaki ibu.
Kaum muslimin yang kami cintai karena Allah, perlu diketahui bahwa hadits terkenal yang beredar mengenai “surga di bawah telapak kaki Ibu” haditsnya adalah hadits dhaif/lemah, akan tetapi ada hadits lainnya yang lebih baik derajatnya yang menjelaskan hal yang sama, yaitu surga di bawah telapak kaki ibu.
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ، مَنْ شِئْنَ أَدْخَلْنَ وَ مَنْ شِئْنَ أَخْرَجْنَ
“Surga itu di bawah telapak kaki ibu, siapa yang ia kehendaki maka akan dimasukkan dan siapa yang ia ingini maka akan dikeluarkan.” (Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah, no. 593)
Kemudian kita jelaskan bahwa hadits dengan lafazh di atas adalah palsu. Dan ada juga yang lemah. (lihat: Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir, no. 2666)
Hadits dengan sanad hasan dan makna sama yaitu,
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya .
#share from Pak Pandji - 23 Februari 2020#
Ketika dewasa ia menjadi penyempurna setengah agama suaminya
Ketika tua surga di bawah kakinya
Ketika kecil anak perempuan akan menjadi penghalang neraka bagi orang tuanya
Bahkan bisa menjadi tetangga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga. Untuk bisa bertetangga dengan beliau disurga tidaklah mudah. Bertetangga di surga tentu berarti masuk surga yang tertinggi dan derajat tertinggi dengan beliau di surga. Diperlukan amalan yang banyak dan ikhlas, sebagaimana contoh kisah sahabat yang ingin bertetangga dengan beliau di surga, tetapi beliau berkata agar sahabat memperbanyak amalannya, yaitu memperbanyak sujud (shalat).
Dari Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslami radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِى « سَلْ ». فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِى الْجَنَّةِ. قَالَ « أَوَغَيْرَ ذَلِكَ ». قُلْتُ هُوَ ذَاكَ. قَالَ « فَأَعِنِّى عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
“Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku mendatangi beliau dengan membawakan air wudhu dan memenuhi hajat beliau. Lantas beliau bersabda, “Mintalah.” Aku berkata, “Aku meminta padamu supaya dapat dekat denganmu di surga (kelak).” Beliau berkata, “Atau ada selain itu?” Aku menjawab, “Itu saja yang aku minta.” Beliau bersabda, “Tolonglah aku dengan engkau memperbanyak sujud.”[1]
Bagi yang sudah dikaruniai dua anak wanita, berbahagialah, karena bisa jadi penghalang api neraka dan bisa menjadi tetangga/dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga tertinggi
Beberapa ulama menjelaskan karena:
1. Mendidik agama anak wanita lebih sulit
Maksudnya adalah mendidik ilmu agama dan keteguhan hati. Bukan maksudnya mendidik ilmu dunia karena kita dapati banyak wanita yang lebih pintar dari laki-laki dalam berbagai disiplin ilmu.
2. Wanita memang lebih mudah tergoda/silau dengan dunia
3. Wanita tidak stabil secara emosi dan memang/”bengkok” dalam hadits
4. Sebagian orang merasa anak laki-laki lebih mudah diandalkan dan lebih banyak keuntungannya
Karenanya jika mendidik anak wanita dengan baik, agama, akhlak dan ilmunya serta kehormatannya sampai ia menyerahkan tanggung jawab kepada suaminya, maka balasannya sangat besar sekali sebagaimana dalam hadits berikut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau).”[2]
dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata,
جَاءَتْنِى مِسْكِينَةٌ تَحْمِلُ ابْنَتَيْنِ لَهَا فَأَطْعَمْتُهَا ثَلاَثَ تَمَرَاتٍ فَأَعْطَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرَفَعَتْ إِلَى فِيهَا تَمْرَةً لِتَأْكُلَهَا فَاسْتَطْعَمَتْهَا ابْنَتَاهَا فَشَقَّتِ التَّمْرَةَ الَّتِى كَانَتْ تُرِيدُ أَنْ تَأْكُلَهَا بَيْنَهُمَا فَأَعْجَبَنِى شَأْنُهَا فَذَكَرْتُ الَّذِى صَنَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ أَوْ أَعْتَقَهَا بِهَا مِنَ النَّارِ
“Seorang wanita miskin datang kepadaku dengan membawa dua anak perempuannya, lalu aku memberinya tiga buah kurma. Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan membebaskannya dari neraka”.[3]
Ketika dewasa ia menjadi penyempurna setengah agama suaminya
Sebagaimana Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.”[4]
Maksud menyempurnakan agama adalah telah lebih terlindungi dari fitnah ujian syahwat dan zina, karena ia sudah menyalurkannya kepada yang halal, seorang wanita yang ia cintai yaitu istrinya.
Al-Qurthubi menjelaskan maksud hadits,
“Siapa yang menikah berarti telah menyempurnakan setengah agamanya. Karena itu bertaqwalah kepada Allah untuk setengah yang kedua.” Makna hadis ini bahwa nikah akan melindungi orang dari zina. Sementara menjaga kehormatan dari zina termasuk salah satu yang mendapat jaminan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan surga. Beliau mengatakan, ‘Siapa yang dilindungi Allah dari dua bahaya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, yaitu dilindungi dari dampak buruk mulutnya dan kemaluannnya.’[5]
Ketika tua surga di bawah kakinya
Ibu sangat dimuliakan dalam Islam, didahulukan tiga kali daripada bapak. Karena Ibu dengan pengorbanan dan kasih sayangnya tidak akan pernah bisa tergantikan. Seorang ibu mampu merawat sepuluh anak, akan tetapi sepuluh anak belum tentu mampu merawat seorang ibu. Karenanya berbakti kepada orang tua khususnya merupakan pintu surga terbaik. Bahkan surga di bawah telapak kaki ibu.
Kaum muslimin yang kami cintai karena Allah, perlu diketahui bahwa hadits terkenal yang beredar mengenai “surga di bawah telapak kaki Ibu” haditsnya adalah hadits dhaif/lemah, akan tetapi ada hadits lainnya yang lebih baik derajatnya yang menjelaskan hal yang sama, yaitu surga di bawah telapak kaki ibu.
اَلْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ، مَنْ شِئْنَ أَدْخَلْنَ وَ مَنْ شِئْنَ أَخْرَجْنَ
“Surga itu di bawah telapak kaki ibu, siapa yang ia kehendaki maka akan dimasukkan dan siapa yang ia ingini maka akan dikeluarkan.” (Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah, no. 593)
Kemudian kita jelaskan bahwa hadits dengan lafazh di atas adalah palsu. Dan ada juga yang lemah. (lihat: Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir, no. 2666)
Hadits dengan sanad hasan dan makna sama yaitu,
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya .
#share from Pak Pandji - 23 Februari 2020#
Renungan
Jika engkau mengetuk pintu rumah orang, belum tentu penghuninya ada.
Kalaupun ada, belum tentu mau membuka. Jika penghuninya tidak ada, ketukan pintu-mu akan sia-sia belaka.
Jikapun ada, semakin engkau ketuk, bisa jadi semakin memancing amarahnya.
Itulah jika engkau meminta pada manusia.
Jika engkau mengetuk pintu rahmat Allah, Allah selalu ada.
Dia tahu dan Dia mendengar semua yang mengatakan semoga
Jika engkau mengetuk sekali, Dia mendengar kisah hatimu.
Jika engkau mengetuk berkali-kali, Dia tahu engkau sangat mengharapkan- Nya.
Jika engkau semakin sering memanggil nama-nama-Nya, sungguh Dia telah mempersiapkan yang terindah buat-mu, hanya kadang engkau tidak sadari itu dan terburu-buru.
Indah yg terindah adalah mendapatkan setelah lamanya munajat dan penantian.
Jika engkau takut pada manusia, kamu akan lari darinya.
Jika engkau takut pada Allah, engkau justru akan semakin ingin mendekati-Nya.
Jika engkau sering meminta manusia, mereka akan menjauh dan menganggapmu hina.
Jika engkau sering meminta kepada Allah, Dia Maha Dekat dan engkau kian menjadi mulia.
Tetap Istiqomah dan Bahagia selalu....
Âmîn yâ Rabb al-'âlamîn
MasyaAllah
Subhanallah
Alhamdulillah
#sharing from Pak Endy - 23 Februari 2020#
Kalaupun ada, belum tentu mau membuka. Jika penghuninya tidak ada, ketukan pintu-mu akan sia-sia belaka.
Jikapun ada, semakin engkau ketuk, bisa jadi semakin memancing amarahnya.
Itulah jika engkau meminta pada manusia.
Jika engkau mengetuk pintu rahmat Allah, Allah selalu ada.
Dia tahu dan Dia mendengar semua yang mengatakan semoga
Jika engkau mengetuk sekali, Dia mendengar kisah hatimu.
Jika engkau mengetuk berkali-kali, Dia tahu engkau sangat mengharapkan- Nya.
Jika engkau semakin sering memanggil nama-nama-Nya, sungguh Dia telah mempersiapkan yang terindah buat-mu, hanya kadang engkau tidak sadari itu dan terburu-buru.
Indah yg terindah adalah mendapatkan setelah lamanya munajat dan penantian.
Jika engkau takut pada manusia, kamu akan lari darinya.
Jika engkau takut pada Allah, engkau justru akan semakin ingin mendekati-Nya.
Jika engkau sering meminta manusia, mereka akan menjauh dan menganggapmu hina.
Jika engkau sering meminta kepada Allah, Dia Maha Dekat dan engkau kian menjadi mulia.
Tetap Istiqomah dan Bahagia selalu....
Âmîn yâ Rabb al-'âlamîn
MasyaAllah
Subhanallah
Alhamdulillah
#sharing from Pak Endy - 23 Februari 2020#
Subscribe to:
Posts (Atom)