13 Februari 2015
Aku
berdoa padanya untuk tolong berikan aku pentunjuk agar aku bisa memperbaiki
diriku. Aku minta kepadanya untuk diberikan aku pekerjaan agar bisa bekerja
under perusahaan, kemudian mendapatkan bonus tahunan agar bisa umrohkan mama,
papa, mami, papi dan membelikan mereka rumah di sini.
Allah
memberi aku jalan lewat cara caranya dan memberikan aku petunjuk langkah apa
yang harus aku lakukan untuk melakukan hal tersebut.
Berawal
dari Bu Dewi atasanku di Cimb Preferred yang mengikutkan aku dalam ajang ICCA,
akupun ikut seleksi awal dan presentasi di depan bos bos besar Call Center Cimb
Niaga tgl 10 Februari 2015 , mulai dari Bu Dewi, Bu Gusti, Bu Vira, Bu Ratri,
Pak Edi Lim. Ajang ICCA merupakan ajang bagaimana seorang Call Center bisa
mempresentasikan dengan baik pekerjaan sebagai seorang agent. Aku kebagian
untuk mempresentasikan sebagai agent English, walaupun belum pernah jadi agent
English sebelumnya namun di Preferred aku diwajibkan untuk melayani nasabah
asing. Dan akupun tampil dengan style yang dari dulu sering ku gunakan di
kampus, tegas, jelas intonasi setiap ucapannya dan tidak ada kata kata dan unecessary laugh. Inilah kesan yang
diberikan Bu Dewi kepadaku saat aku selesai sholat Zuhur di Mushola dan
kebetulan aku sholat bersebelahan dengan Bu Dewi mengikuti imam.
Mba
Uben juga bilang begitu, karena bu Dewi bilang ke Mba Uben, si Dewy
presentasinya bagus lho, jauh dari cengengesan suaranya saat online.
Alhamdulillah Ya Allah. Walaupun aku grogi namun Engkau tutup kegrogianku
dihadapan mereka sehingga mereka melihat yang bagusnya saja. Aku bersyukur Ya
Allah. Dan lumayan hadiahnya bisa jalan jalan ke Jepang selama satu minggu dan
diberikan uang saku pula kalau menang. Kalaupun itu rezekiku tak akan ke mana.
Dari
sini aku berfikir apa selama ini gaya cengengesan yang pernah aku bawa saat
wawancara dengan para pewawancara PPS BRI mempengaruhi penilainku, aku mudah terbawa
oleh suasana dan tidak bisa mengendalikan diri. Yah betul ini salah satu sifat
yamg harus aku hilangi. Aku bertekad, aku akan lebih profesional dalam
menghadapi suatu pekerjaan. Karena sebenarnya inilah ciri pekerja yang
mereka cari. Bercanda boleh, namun ada tempatnya. Terutama saat aku
wawancara aku yakin inilah yang membuat aku tidak diterima di awal PPS BRI.
Aku
flashback lagi dengan wawancara yang pernah aku lakukan di Cimb Niaga dan di Bank
of Tokyo. Saat itu aku sangat bisa menjaga diriku dan tidak terbawa suasana
karena kebetulan tipikal pewawancara saat itu mereka yang memang datar datar
saja memberikan pertanyaan yang langsung bisa aku jawab tanpa berleha leha dan
bertele tele. Saat di BRI Jakarta terutama sekali aku diwawancarai oleh mereka
yang berusia muda namun dengan tipikal wawancara yang lugas, kesannya sepele.
Kelugasan dan candaan mereka mampu mencairkan suasanaku sehingga terlihat
kelemahanku yang tak bisa menjaga atau terlihat profesional. Yah aku dapatkan
kesimpulan ini semua. Intinya.
1. Saat
wawancara tunjukkan profesional diri, jangan terpengaruh oleh gaya si
pewawancara yang bermacam macam, mereka sengaja membawa stylenya masing masing
untuk melihat mental kita dan seberapa mampu kita memimpin diri kita sendiri.
Bagaimana mau menjadi pemimpin orang lain? Memimpin diri sendiri saja tidak
bisa? Tetap jadi diri sendiri itu yang terpenting. Mereka terkadang memberikan jebakan
dari setiap jawaban yang kita ucapkan. Jawab saja singkat dan padat di awal
presentasi dan tidak bertele tele apalagi melangit seperti jawaban yang pernah
aku katakan seperti ini “Bank BRI telah menjadi Bank di hati masyarakat
Indonesia termasuk saya sendiri, kemudian dia berkata, emang kamu punya
rekening di BRI”? Gubrak!!!!Hehehehe Ga Ada...
2. Saat
akan di suruh jelaskan a,b,c,d, hingga e berikan saja jawaban singkat dan
padat. Cukup 5 menit, karena di dalam ruangan pasti akan ada tanya jawab, dan ga
mungkin semua waktu cukup buat kamu aja yang jawabnya panjang lebar. Yah yang
praktis, singkat, padat tapi mengena. Biarkan setiap jawaban kita buat mereka
jadi penasaran terlebih dahulu.
3. Poin
ke tiga aku belajar dari nasehat Bg Yopi, senior premium di kantor yang lolos
di Pemprov DKI. Dia sudah 7X ikut CPNS, dan baru tahun 2015 ini lulus. Kebayang
kan tahun 2015 ini Pak Ahok setting
gaji dan tunjangan PNS Pemprov DKI berapa? Beeeuuuh ^_^. Aku bahagia sekali,
karena background studynya juga
Hubungan Internasional hal ini secara tidak langsung membuat kepercayaan diriku
sebagai alumni Hubungan Internasional UNAND, ternyata lulusan Hubungan
Internasional ga bisa diremehin lho. Tahan banting eeeuy.
4. Dari
beribu orang, hanya tiga orang yang terpilih salah satunya Bg Yopi. Kuncinya
tetap belajar, berdoa, sholat, sedekah dan yang terpenting selalu buat senang
orang tua dan bagaimana akhlak kita terhadap orang tua. Bg Yopi bersedakah Rp.250.000
ke Bazis setiap bulannya. Dan ternyata apa yang diucapkan oleh Ustad Yusuf
Mansyur tentang sedekah aku rasakan
langsung buktinya dari Bg Yopi. Yah aku yakin dan tinggal menunggu giliran saja
jika semua persyaratan di atas telah aku lakukan. Itu semua adalah bentuk
bentuk ikhtiar. Aku yakin jika aku melaksanakannya dengan sungguh sungguh dan
istiqomah semua bisa aku dapatkan. Terima Kasih Ya Allah.