Saturday, September 2, 2017

Sebuah Pernikahan

Pernikahan yg barakah itu.

Bismillah
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
(QS. Ar-Rum 30:21)

Tiga kunci kebahagiaan seorang laki-laki, kata Rasulullah SAW, menunjukkan adalah istri shalihah yang jika dipandang membuatmu semakin sayang dan jika kamu pergi membuatmu merasa aman, dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu ; kendaraan yang baik yang bisa mengantar ke mana kamu pergi ; dan rumah yang damai yang penuh kasih sayang.

Tiga perkara yang membuatnya sengsara adalah istri yang tidak membuatmu bahagia jika dipandang dan tidak bisa menjaga lidahnya juga tidak membuatmu merasa aman jika kamu pergi karena tidak bisa menjaga kehormatan diri dan hartamu ; kendaraan rusak yang jika dipakai hanya membuatmu lelah namun jika ditinggalkan tidak bisa mengantar kamu pergi ; dan rumah yang sempit yang tidak kamu temukan kedamaian di dalamnya.

Ada pernikahan yg penuh barakah. Ada pernikahan yg sedikit kebarakahannya. Dan yang paling menakutkan adalah pernikahan yang tidak pernah ada kebarakahan di dalamnya.

Rasulullah SAW  menunjukkan,
" Barangsiapa yang menikahkan putrinya karena silau akan kekayaan laki laki itu meskipun buruk akhlaknya, maka tidak pernah pernikahan itu akan dibarakahiNya."

"Sesungguhnya, "kata Rasulullah SAW, termasuk dari keberuntungan perempuan adalah mudah lamarannya, ringan mas kawinnya dan subur rahimnya".(HR Ahmad).

"Seorang wanita yang penuh barakah dan mendapat anugrah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya dan akhlaknya baik. Namun sebaliknya, wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya dan buruk akhlaknya."

Pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Anas r.a, " Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang menikahi wanita karena kedudukannya, Allah hanya akan menambahinya kehinaan, yang menikahinya karena kekayaannya, Allah hanya akan memberinya kefakiran, yang menikahinya karena nama besar keturunannya Allah justru akan menambahinya kerendahan. Namun, laki laki yang menikahi wanita hanya karena menjaga pandangan mata dan memelihara nafsunya atau untuk mempererat hubungan kasih-sayang (silarurrahim), maka Allah akan membarakahi laki laki itu dan memberi kebarakahan yang sama pada wanita itu sepanjang ikatan pernikahannya. "

Mahar bukanlah harga atas diri seorang wanita. Wanita tidak menjual dirinya dengan mahar. Namun ia membuktikan kebenaran kesungguhan, cinta dan kasih sayang laki laki yang bermaksud kepadanya dengan mahar.

Belum pernah aku mendengar mahar yang lebih mulia daripada mahar Ummu Sulaim. Ia hidup rukun bersamanya dan melahirkan anak. Maharnya Ummu Sulaim adalah keislamannya Abu Thalhah. Dari kisah Ummu Sulaim dapat disimpulkan bahwa mahar dapat menjadi dakwah. Mahar menjadi pengikat kasih sayang sekaligus untuk syiar Islam.

Fatimah Az Zahra seorang Ummu Abiha (ibu yang melahirkan ayahnya) karena besarnya penghormatan dan kebaktian Az Zahra kepada Rasulullah SAW. Dari rahimnya lahir anak anak yang penuh kemuliaan. Hasan, Husain dan Zainab.

Anak anak yang mulia bisa lahir dari pernikahan yang barakah. Pernikahan yang diridhoi Allah. Didikan ibu yang penuh dengan keteguhan yang mengagumkan.

Nabi pernah melihat Fathimah sedang menggiling dengan kedua tangannya sambil menyusui anaknya. Maka mengalirlah air mata Rasulullah. "Engkau menyegerakan kepahitan dunia untuk kemanisan akhirat".

Ali putra Abi Thalib menjual baju besi untuk membayar maharnya. Konon, baju besi itu dibeli oleh Ustman bin Affan seharga 400 dirham yang kemudian menghadiahkan kembali kepada Ali. Yang dilakukan setelah memperoleh hasil penjualan baju besi yaitu ia menyerahkan uang itu kepada Rasulullah SAW. Nabi memberikan uang itu kepada Asma untuk membeli wewangian, sebagian kepada Ummu Salamah untuk makanan, sebagian kepada tiga orang sahabat, yaitu Ammar, Abu Bakar dan Bilal. Ketiga sahabat ini membelanjakan uang untuk membeli perlengkapan dan perabot rumah tangga Fathimah Az Zahra. Perabot rumah tangga yang sederhana. Inilah mahar Fathimah Az Zahra yang penuh barakah.

🍃Berapa Ukuran Mahar ?
Suatu ketika, seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW.  " Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah merelakan diri untuk Engkau nikahi."

Wanita itu berdiri lama. Kemudian seorang lelaki berdiri dan mengatakan, " Ya Rasulullah nikahkanlah ia denganku, jika Engkau tidak berkenan menikahinya".

Kata Rasulullah
"Apa kamu punya sesuatu untuk memberinya mahar" ?

" Aku tidak punya apa apa selain kainku ini".

"Jika kamu berikan kainmu itu, Engkau tidak punya kain lagi. Carilah sesuatu untuk diberikan kepadaNya."

"Aku tidak menemukan apapun".

"Carilah sesuatu meskipun hanya sebuah cincin besi". (Muttafaq'alaih).

Bahkan pada riwayat lain.
"Apakah kamu menerima pernikahanmu (Fuzarah) dengan mahar sepasang terompah ?"

Ia menjawab "Ya saya terima".
Rasulullah menyetujui pernikahan itu. Hadits riwayat Abu Daud dan Tirmidzi dari Amir bin Rabi'ah.

Pada mahar yang ringan, ada kepercayaan tentang ketulusan cinta istri. Ada kesediaan istri untuk berjuang bersama-sama. Ketika Ummu Sulaim hanya meminta keislaman Abu Thalha. Maknanya ada sesuatu yang lebih besar dari kepentingan diri sendiri. Yaitu misi keselamatan bagi keduanya dunia akhirat.

Dibalik ringannya mahar ada kekayaan jiwa.
"Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta, tetapi kekayaan adalah kaya akan jiwa".
(Muttafaqun Alaih)

"Mintalah fatwa pada hatimu. Kebaikan itu adalah apa apa yang tenteram jiwa padanya dan tenteram pula dalam hati. Dosa itu apa apa yang syak dalam jiwa dan ragu ragu dalam hati, walaupun orang orang memberi fatwa padamu dan mereka membenarkannya (HR Ahmad).

🍃Resume book - Kado Pernikahan untuk Istriku - Mohammad Fauzil Adhim🍃