BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Pada hari Rabu 30 September 2009 terjadi gempa
berkekuatan 7,6 pada Skala Richter dengan pusat gempa (episentrum) 57 km di
barat daya Kota Pariaman (00,84 LS 99,85 BT) pada kedalaman (hiposentrum) 71
km. Pada hari Kamis 1 Oktober terjadi lagi gempa kedua dengan kekuatan 6,8
Skala Richter, kali ini berpusat di 46 km tenggara Kota Sungaipenuh pada pukul
08.52 WIB dengan kedalaman 24 km.Setelah kedua gempa ini terjadi rangkaian
gempa susulan yang lebih lemah. Gempa pertama terjadi pada daerah patahan
Mentawai (di bawah laut) sementara gempa kedua terjadi pada patahan Semangko di
daratan.Getaran gempa pertama dilaporkan terasa kuat di seluruh wilayah
Sumatera Barat, terutama di pesisir. Keguncangan juga dilaporkan dari
Padangsidempuan, Medan, Kuala Lumpur, Singapura, Pekanbaru, Jambi,
dan Bengkulu. Dilaporkan bahwa pengelolaan sejumlah gedung bertingkat di
Singapura mengevakuasi stafnya.
Kerusakan parah terjadi di kabupaten-kabupaten pesisir Sumatera Barat,
bagian selatan Sumatera Utara serta Kabupaten Kerinci (Jambi). Sementara Bandar
Udara Internasional Minangkabau mengalami kerusakan pada sebagian atap bandara
(sepanjang 100 meter) yang terlihat hancur dan sebagian jaringan listrik di
bandara juga terputus. Sempat ditutup dengan alasan keamanan, bandara dibuka
kembali pada tanggal 1 Oktober.Sejumlah hotel di Padang rusak, dan upaya untuk
mencapai Padang cukup susah akibat terputusnya komunikasi.Korban tewas akibat
gempa terus bertambah, dikhawatirkan mencapai ribuan orang.Namun demikian,
hingga tanggal 4 Oktober 2009, angka resmi yang dikeluarkan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah 603 orang korban tewas dan 343 orang
dilaporkan hilang. Pada tanggal 13 Oktober 2009, angka korban tewas meningkat menjadi
1.115 jiwa.Pertolongan yang sangat dibutuhkan oleh korban gempa terutama adalah
kekurangan obat-obatan, air bersih, listrik, dan telekomunikasi, serta mengevakuasi
korban lainnya.[1]
I.2. Tujuan
1. Mendeskripsikan kehadiran dan
peran organisasi-organisasi internasional dalam penanggulangan bencana di
Sumatera Barat.
2. Mendeskripsikan persepsi dan
respon Pemerintah Indonesia (Pusat, Provinsi, Kota / Kabupaten) dan masyarakat
Indonesia terhadap kehadiran dan peran organisasi-organisasi internasional
dalam penanggulangan bencana di Sumatera Barat.
I.3. Rumusan Masalah
1. Organisasi-organisasi
internasional apa sajakah yang hadir dalam rangka penanggulangan bencana di
Sumatera Barat?
2. Bagaimana peran
organisasi-organisasi internasional tersebut dalam penanggulangan bencana di
Sumatera Barat?
3. Bagaimana persepsi dan respon
Pemerintah Indonesia (Pusat, Provinsi, Kota / Kabupaten) terhadap kehadiran dan
peran organisasi-organisasi internasional tersebut?
4. Bagaimana persepsi dan respon
masyarakat Indonesia terhadap kehadiran dan peran organisasi-organisasi
internasional tersebut?
I.4. Landasan Teoritis dan Konseptual
1.
Bencana
Pengertian Bencana
menurut UU No.24/2700 tentang Penanggulangan
Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan yang disebabkan
oleh faktor alam dan atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia,kerusakan lingkungan,kerugian harta,benda dan dampak psikologis.[2]
Pengertian Bencana menurut
International Strategy for Disaster Reduction (ISDR) adalah suatu gangguan
serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat,sehingga menyebabkan,sehingga
menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi
materi,ekonomi,atau lingkungan dan melampaui kemampuan masyarakat yang
bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri.[3]
2.
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana berarti suatu kegiatan untuk tanggap
terhadap bencana agar terjadi proses pemulihan kembali secara keseluruhan.Dalam
penanggulangan bencana yang terjadi pasca Gempa Sumbar berbagai macam LSM lokal
atau organisasi asing datang menunjukkan solidaritas kemanusiaannya.Proses
penanggulanga ini dikoordinasi oleh BNPB agar proses penanggulangan mudah
terkoordinasi.
3.
Organisasi
Internasional
Organisasi merupakan sekumpulan dari beberapa orang untuk menjalankan tujuan yang sama dan
bekerja sama dalam hal untuk memenuhi tujuan tersebut.Dalam hal pencapainnya
kerja yang dilaksanakan di bagi-bagi secara merata agar apa yang diharapkan
bisa tercapai.Begitu juga dengan Organisasi Internasional merupakan organisasi
yang dimainkan oleh aktor-aktor Internasional negara dalam suatu negara
tertentu. . Organisasi internasional bisa dimanfaatkan sebagai agen pembawa
kemajuan bagi negara dunia ketiga, tetapi juga dapat berfungsi sebaliknya.
Organisasi internasional juga dapat dilihat sebagai alat negara maju untuk
menguatkan kedudukannya sebagai pelaku eksploitasi masyarakat dunia ketiga
4.
Teori Peran
Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam
terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh
budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman
bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.[4]
Kaitan antara teori peran dengan Organisasi baik Lokal
maupun Internasional sangat berhubungan.Suatu Organisasi bisa diakui exist kehadirannya jika melaksanakan
perannnya sebagai organisasi berdasarkan landasan kerja di buat oleh organisasi
tesebut. Hubungan Internasional menandakan bahwa negara satu dengan yang lain
saling berhubungan dan bekerja sama.Dengan adanya peran yang dimainkan oleh
Organisasi dari suatu negara selain memberikan positif image juga menambah
kembali rasa solidaritas yang tingi antar sesama negara yang saling bekerja
sama.
5.
Teori Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk
memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan
eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara kita mengubah energi – energi
fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi adalah juga
inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita
berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih pesan dan
mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi
individu,semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai
konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.[5]
I.5.
Metode Pengumpulan Data
1. Stud
i Literatur
i Literatur
Menggunakan data sekunder
berupa buku, Koran, dan situs internet.
2. Studi
Lapangan
Melakukan
wawancara responden dengan relawan asing dari Mexico yang bersama organisasinya
TOPOS,Tim Australia serta beberapa orang penduduk pariaman setempat.
BAB II
PEMBAHASAN
Kehadiran dan Organisasi
Internasional Serta Persepsi dan Respon Pemerintah dan Masyarakat Indonesia
Terhadap Organisasi Internasional dalam Penanggulangan Bencana di Sumatera
Barat
Gempa bumi Sumatera Barat 2009 terjadi dengan
kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10
WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera,
sekitar 50 km barat laut Kota Padang.Gempa menyebabkan kerusakan parah di
beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota
Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota
Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut
data Satkorlak PB, sedikitnya 1.115 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar
di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214
orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.299 rumah
rusak berat, 65.306 rumah rusak sedang, & 78.591 rumah rusak ringan.[6]
Berbagai informasi seketika terbang secepat kilat ke
seluruh [pelosok dunia memberikan berita tebaru pasca gempa Sumbar.Tema yang
tampil adalah Andalas Manangih.Melihat semua yang ada telah runtuh sejajar
dengan tanah berbagai macam bantuan baik dari lokal maupun internasional
langsung memberikan uluran tangan melalui program kemanusiaan.Berikut list
INGO:
List
of Non Government’s
Organization
1.
Action Against Hunger
|
2.
Action Aid
|
3.
Action By Churches Together
|
4.
Adc Padang
|
5.
Adventist Development And Relief Agency
|
6.
Allied Recovery International
|
7.
Americares Foundation
|
8.
Appui (France)
|
9.
Arbeiter Samariter Bund
|
10. Arbeiter
Samariter Bund Deutschland
|
11. Arbeiterwohlfahr
|
12. Australian
Aid International
|
13. Belgian
First Aid And Support Team
|
14. Caritas
Switzerland
|
15. Caritas/Karina
|
16. Catholic
Agency For Catholic Development
|
17. Catholic
Relief Services
|
18. Child
Fund Indonesia
|
19. Christian
Aid
|
20. Church
World Service
|
21. Concern
Worldwide
|
22. Cordaid
|
23. Deniz
Feneri / Turkey
|
24. Dompet
Dhuafa Australia
|
25. Dompet
Dhuafa Hongkong
|
26. Education
Concerns For Hunger Organization
|
27. Emergency
Architects
|
28. First
Response Indonesia
|
29. Food
For The Hungry (Fh)
|
30. Foundation
For International Deleopment Relief
|
31. Gea
Sar Turkey
|
32. Global
Aid Network
|
33. Global
Development Group
|
34. Global
Medic
|
35. Goal
|
36. Good
Neighbors
|
37. Gscf
France
|
38. Habitat
For Humanity International
|
39. Handicap
International
|
40. Hands
On Disaster Response
|
41. Heks
/ Holianaa Swiss Interchurch
Aid
|
42. Help
E.V.
|
43. Helping
Hands Foundation
|
44. Heus
Italianna
|
45. Hilfswerk
Austria
|
46. Hivos
Netherland
|
47. Humanitarian
Forum Indonesia
|
48. Ihh Humanitarian
Aid & Relief- Turkey
|
49. Initiative
For People In Need (Germany)
|
50. Insaf
Hrm
|
51. International
Catholic Migration Commission
|
52. International
Christian Reformed World Relief Community
|
53. International
Federation Of Red Cross / Red Crescent Societies
|
54. International
Medical Corps
|
55. International
Relief And Development
|
56. Intersos
Italy
|
57. Islamic
Relief
|
58. Island
Aid
|
59. Japan
Emergency Ngo
|
60. Johanniter
International Assistance
|
61. Kindernot-Hilfe
|
62. Lutheran
World Relief
|
63. Mahkota Medical Centre
Hospital
|
64. Malteser
International – Germany
|
65. Dompet
Dhuafa Hongkong
|
66. Education
Concerns For Hunger Organization
|
67. Emergency
Architects
|
68. First
Response Indonesia
|
69. Food
For The Hungry (Fh)
|
70. Foundation
For International Deleopment Relief
|
71. Gea
Sar Turkey
|
72. Global
Aid Network
|
73. Global
Development Group
|
74. Global
Medic
|
75. Goal
|
76. Good
Neighbors
|
77. Gscf
France
|
78. Habitat
For Humanity International
|
79. Handicap
International
|
80. Hands
On Disaster Response
|
81. Heks
/ Holianaa Swiss Interchurch
Aid
|
82. Help
E.V.
|
83. Helping
Hands Foundation
|
84. Heus
Italianna
|
85. Hilfswerk
Austria
|
86. Hivos
Netherland
|
87. Humanitarian
Forum Indonesia
|
88. Ihh
Humanitarian Aid & Relief-
Turkey
|
89. Initiative
For People In Need (Germany)
|
90. Insaf
Hrm
|
91. International
Catholic Migration Commission
|
92. Agency
For Technical Cooperation And Development
|
93. Aman
Malaysia
|
94. American
Medical Doctors Association
|
95. Ananda
Marga Universal Relief Team
|
96. Ananda
Marga Universal Relief Team Ladies
|
97. Asian
Disaster Reduction Centre
|
98. German
Federal Agency For Technical Relif
|
99. Gtz-Is
Gitews
|
100.
International Rescue Committee
|
101.
Islamic Development Bank
|
102.
The Japan Asian Assosiation An Asian
Friendship Society
|
103.
Us Geological Survey
|
II.b. Peran Organisasi-organisasi Internasional
dalam Penanggulangan Bencana di Sumatera Barat.
Duka bumi Ranah Minang (Sumatra Barat, red) karena guncangan
gempa 7,9 Skala Richter diikuti tanah longsor, Rabu (30/9) tidak saja menyentuh
hati masyarakat, pemerintah dan pihak lain di Indonesia tetapi juga memunculkan
solidaritas internasional membantu meringankan derita para korban.Tangis,
jeritan, darah, derita dan nyawa warga Ranah Minang terdengar jauh menembus
wilayah nasional hingga ke dunia internasional.
Bantuan dari masyarakat dan daerah di Indonesia serta
dunia internasional datang susul menyusul untuk membantu warga Sumbar dan
pemerintah daerah ini dalam masa tanggap darurat. Beberapa hari pasca bencana
ini, puluhan hingga ratusan anggota tim SAR luar negeri berdatangan ke Kota Padang,
Sumbar, dengan peralatan lengkap dan beberapa ekor anjing pelacak untuk
membantu upaya pencarian para korban gempa di daerah itu.
Tim SAR itu datang dari Swiss, Australia dan Jepang yang
dilengkapi peralatan berteknologi canggih termasuk anjing pelacak. SAR itu
yakni Disaster Relief Team Japan,
United National Insarag Swiss dan satu tim lagi dari Australia. Selanjutnya susul
menyusul Bandara Internasional Minangkabau (BIM) didarati pesawat membawa
ratusan tim SAR asing dan lembaga internasional lainnya yang juga membawa
bantuan logsitik darurat ke Sumbar.
Tim SAR asing bersama SAR gabungan Indonesia kebanyakan
fokus mencari korban gempa pada dua lokasi terparah di Sumbar, yakni Kota
Padang dan Kabupaten Padang Pariaman.Pada kedua lokasi tersebut masih terdapat
ratusan korban yang tertimpa reruntuhan dari bangunan berlantai dua dan tiga
yang belum dievakuasi dan rumah-rumah yang ditimbun tanah longsor.Setelah
sepekan membantu upaya pencarian dan evakuasi korban, organisasi-organisasi
internasional itu kini lebih memfokuskan pada kegiatan kemanusiaan.Kegiatan
kemanusiaan itu, meliputi perbaikan hunian atau rumah-rumah penduduk,
penyediaan air bersih dan pengawasan terhadap makanan atau gizi.Selain itu,
tindakan yang diambil untuk mempercepat pembersihan puing-puing bangunan yang
roboh adalah tindakan yang benar.[7]
II.c.
Persepsi dan Respon Pemerintah Indonesia (Pusat, Provinsi, Kota /
Kabupaten) Terhadap Kehadiran dan Peran Organisasi Internasional dalam
Penanggulangan Bencana di Sumatera Barat.
Penanggulangan
bencan untuk Sumbar pasca gempa Sumbar mendapat perhatian dunia.Pemerintah kota
Padang,Pemerintah Pusat,NGO maupun INGO berperan sabagai memberikan bantuan
secara langsung kepada para korban.
Bagi Pemerintah
Kota/ Pusat bantuan dari berbagi pihak untuk penanggulangan bencana ini sangat
membantu sekali karena untuk mengevakuasi para korban dari reruntuhan bangunan
besar diperlukan alat besar yang bisa
untuk mengangkut korban tersebut sementara dai INGO yang ada memberikan bantuan
langsung ke lapangan untuk proses evakuasi korban dengan memakai alat yang
langsung di bawa dari negaranya sendiri.
Di samping
pengevakuasian korban dari korban reruntuhan,warga Sumbar pasca gempa juga
mengalami kekurangan air bersih karena kerusakan infrastruktur pada pipa airnya.Sementara dari Tim Australia
memberikan bantuan berupa penawar air laut yang diproses dan bisa diminum
langsung airnya.
Dari kenyataan
yang ada di lapangan segala keterlibatan yang dilakukan INGO maupun memeberikan dampak positif bagi
pemrintah karena jika pemerintah sendiri yang bekerja mungkin akan sangat
lambat pemulihannya.
II.d. Persepsi dan Respon Masyarakat
Indonesia Terhadap Kehadiran dan Peran
Organisasi Internasional dalam
Penanggulangan Bencana di Sumatera Barat.
Kehadiran INGO dalam penanggulangan bencana di Sumbar bagi
masyarakat sendiri ada yang memeberi respon positif dan respon negatif.Pasca
seminggu gempa,INGO itu melakukan bantuan kemanusiaan yang turut diakui masyarakat
sangat terbantu ,seperti yang dikatakan salah seorang warga Pariaman sehari
setelah gempa langsung datang relawan asing untuk memberi bantuan untuk bisa
dikonsumsi serta mendirikan tenda bagi rumah bagi warga yang rumahnya runtuh.
Namun berjalan minggu kedua pasca gempa tampak ada suatu
yang mengganjal di lapangan.Yaitu masalah misionarisasi yang memurtadakan orang
Islam ke agama Kristen.
Menurut keterangan warga setempat, kejadian itu tidak
berlangsung serta merta namun berjalan pelan dan pasti. Upaya pemurtadan ini
dilakukan oleh sebuah LSM bernama Samaritan yang mendapat bantuan dari luar
negeri (AS-red).Modus pemurtadan dengan mengajarkan anak-anak setempat
pengenalan pada Modus lain yang dipakai adalah janji tawaran bantuan yang
diberikan oleh LSM kepada warga setempat. Oleh LSM itu, warga sekampung
dijanjikan akan selalu dipasok dengan bantuan logistik selama tiga tahun penuh
dengan kehadiran 5 helikopter setiap hari non stop, minimal 2 helikopter. Serentak,
sekitar 100 warga sepakat menandatangani nota bersama untuk mengusir dengan
terpaksa LSM itu karena dianggap memaksakan kehendaknya untuk berganti
keyakinan dan melanggar hukum.Pengaruh yang diperoleh warga kampung setempat, mereka
harus rela berpuasa terlebih dahulu menunggu kiriman bantuan yang ditempuh dari
jalur darat, mengingat kecilnya kemampuan para relawan dalam negeri dalam
fasilitas.[8]
Kronologis ceritanya Sabtu tanggal 4 Oktober 2009 mulailah
mendarat Helikopter dari Amerika Serikat yang berkerjasama dengan LSM
Samarintan sebanyak 4 kali pendaratan dalam setiap hari dan mereka membuat
Posko di daerah Korong Koto Tinggi
Pada awalnya Amerika Serikat yang berkerjasama dengan LSM
Samaritan hanya sekedar mengantarkan bantuan saja sebagai bentuk solidaritas
kemanusiaan, diantara bantuan yang mereka salurkan berupa logistik, tenda,
alat-alat dapur, alat-alat pertukangan dan sebagainya.Namun beberapa hari
sesudah itu akhirnya dalam istilah Amerika Serikat tidak ada makan siang yang
gratis sehingga mereka mulai untuk melancarkan program-program misionaris dan
pemurtadan.[9]
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Tak ada yang bisa lari dari bencana.Seberapa
tangguh negeri suatu Negarapun tak akan bisa mengalahkan kehancuran yang
diakibatkan gempa ataupun bencana besar lainnnya.Ini menandakan bahwa kita
sebagai manusia hanyalah makhluk lemah yang tidak bisa melakukan sesuatu sesuai
keinginan kecuali dengan izinNYa.Dunia internasionalpun mengakui itu, sebagai
bentuk konkritnya berbagai macam INGO berbondong-bondong datang ke
Sumbar,Padang unutk menjalankan aksi kemanusiaannya.
Kerusakan infrastruktur bangunan rumah,
kantor-kantor-kantor penting di Sumbar serta menurunnya aktivitas ekonomi
membuat warga Sumbar terhambat aktivitasnya sementara kelaparan melanda sebagian daerah yang
terkena bencana.Namun hal itu belum tentu sebanding dengan hilangnya nyawa
manusia yang tertimbun runtuhan bangunan.Sebagai
korban yang masih hidup patutlah kita mensyukuri karunia termahal ini yang
tidak bisa dibeli dengan emas ataupun permata yang trililiuran harganya.
Dalam menyikapi bencana ini INGO berperan aktif
untuk proses pemulihan Sumbar agar Sumbar bisa kembali seperti semula
aktifitasnya.Selain pemerintah terbantu akan datangnya bantuan kemanusiaan
INGO,hal ini juga membawa dampak positif di masyarakat Minang.Namun kesempatan
ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang memiliki misi pribadi untuk
memurtadkan Orang Islam.Kita semua diingatkan agar tak boleh lengah serta lebih selektif dalam setiap bantuan yang datang.
Sangat disayangkan ada dari saudara kita di Koto Tinggi yang telah terjerumus
masuk Kristen .Hal yang perlu kita lakukan bersama-sama adalah dengan kembali
menyadarkan diri akan setiap peristiwa bahwa itu merupakan ujian bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
·
"http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sumatera_Barat_2009"
·
Modul
Khusus Komunitas Relawan dan BKM C35 PNPM Mandiri Perkotaan
·
Modul
Khusus Komunitas Relawan dan BKM C35 PNPM Mandiri Perkotaan
·
PERSPEKTIF DALAM
PSIKOLOGI SOSIAL,Hasan Mustafa
·
"http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sumatera_Barat_2009"
·
Hendra
Agusta.2009.Solidaritas Internasional Bagi Ranah Minang,Harian Bertita Sore,10
Oktober 2009
·
Antimurtad.2009.Mediadan
Informasi Perlawanan Terhadap Pemurtadan,27 Oktober 2009 www.gurukreatif.wordpress.com/Mewaspadai Gerakan Misionaris Pasca Musibah
Gempa Sumbar/Bustamam Ismail on November 3, 2009
[1] "http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sumatera_Barat_2009"
[2] Modul
Khusus Komunitas Relawan dan BKM C35 PNPM
Mandiri Perkotaan
[3] Modul
Khusus Komunitas Relawan dan BKM C35 PNPM
Mandiri Perkotaan
[7] Hendra
Agusta.2009.Solidaritas Internasional Bagi Ranah Minang,Harian Bertita Sore,10
Oktober 2009
[8] Antimurtad.2009.Mediadan
Informasi Perlawanan Terhadap Pemurtadan,27 Oktober 2009
[9] www.gurukreatif.wordpress.com/Mewaspadai
Gerakan Misionaris Pasca Musibah Gempa Sumbar/Bustamam Ismail on November 3,
2009
No comments:
Post a Comment